Sabtu, 14 Juni 2014

Tak Ada Mawar Yang Tak Berduri

 tak ada mawar yang tak berduri

Ketika itu Silvy sedang merenungi nasibnya yang selalu buruk. Ia memang mempunyai hobby melamun, dan merenungi kejadian yang sudah dilaluinya. Saat itu Silvy sedang berada di tepi danau dekat rumahnya. Rupanya ia melamun bahwa dirinya mempunyai cita-cita mulia menjadi seorang guru teladan. Silvy memang mempunyai impian tersebut sejak kecil.

(Dalam lamunannya, Silvy sedang mengajar di sebuah sekolah SMPN ternama di kota. Kala itu ia kebingungan melihat murid kesayangannya tidak masuk sekolah. Sepulang mengajar, ia menemui murid tersebut. Namun tak disangka, di tengah perjalanan ia bertatap muka dengan seorang lelaki dan berkenalan dengannya. Raka, itulah namanya.)

Tak lama kemudian, Silvy terbangun dari lamunannya akibat teriakan adiknya yang bernama Syila.
“Kak Silvy!!! Dipanggil ibu tuh!!!” teriak Syila
“Ya, Dik!” jawab Silvy Suatu ketika Silvy pun sudah lulus SMA.
  Namun ia bingung memilih akan meneruskan ke Universitas ataukah putus sekolah sampai jenjang menengah atas. karena, kedua orangtuanya sudah tak mampu lagi.

Dikarenakan Silvy adalah siswi yang tergolong pandai, maka, biaya untuk melanjutkan ke universitas ditanggung oleh pemerintah. akhirnya terlaksanalah impian Silvy untuk menimba ilmu menjadi seorang mahasiswi.
Ketika jenjang semester 4 masih dalam separuh perjalanan, beasiswa untuk Silvy terputus entah kemana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar